Selasa, 20 Juli 2010

Panimbang, Sentra Budi Daya Kerang Hijau Masa Depan


Pandeglang-Sentra budi daya kerang hijau di Provinsi Banten terletak di Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Jika selama ini produksi kerang hijau berasal dari DKI Jakarta, maka untuk masa depan pusat pembudidayaan kerang hijau akan direlokasi ke daerah ini.

Kepastiannya belum jelas, namun persiapan ke arah itu telah dilakukan oleh provinsi tersebut.

Menurut Ubaidillah AS, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten, pembicaraan antara gubernur Banten dan DKI Jakarta sudah dilakukan namun baru secara informal. Alasan mengapa sentra pembudidayaan kerang hijau di Teluk Jakarta akan digeser ke Banten, sebab air laut di teluk tersebut sudah tercemar. Sedangkan di Panimbang, menurut penelitian DKP Banten, perairannya cocok dan belum tercemar sama sekali.

“Kami sudah melakukan ujicoba di sana dan hasilnya cukup memuaskan. Ketika itu beberapa BUMN kita undang dan tertarik untuk memberi bantuan bagi pengembangan budidaya kerang hijau di Banten,” ujar Ubaidillah di sela acara kunjungan wartawan Jakarta, pekan lalu di Serang.

Diuraikannya, PT Telkom dan Bank Jabar telah membuktikan kepedulian dengan memberi permodalan bagi nelayan yang tertarik. Budidaya kerang hijau, me-nurut Ubaidillah, baru kali ini dilakukan di Banten. Walau demikian, ujicoba yang belum lama dilakukan ternyata sukses sehingga bantuan modal datang dengan sen-dirinya. Dari PT Telkom, pihaknya mendapat pinjaman sebesar Rp 100 juta sebagai kredit UKM dengan bunga 3 persen per tahun yang langsung disalurkan kepada masyarakat.

Saat ini menurut TB Sudrajat, staf DKP di Pandeglang, di perairan Panimbang terdapat 173 bagan (tempat budidaya kerang hijau), 30 bagan sedang dalam persiapan. Saat ini masyarakat sedang menunggu panen raya kerang hijau yang jatuh sekitar Oktober – November. Saat itu usia kerang hijau sudah mencapai 6 bulan dan siap panen.
“Bagi Banten, saat itu peristiwa penting karena panen besar pertama yang sudah bisa dihitung berapa banyak perputaran uang yang terjadi di sini,” ujarnya.

Wasad (50), pembudidaya kerang hijau, adalah salah seorang yang bakal menjadi jutawan baru. Sebab pemilik 50 bagan itu sudah bisa menghitung berapa penghasilannya nanti. Diuraikannya, untuk membangun bagan diperlukan biaya Rp 6 juta. Modal ini lumayan berat jika dipikul sendiri oleh masyarakat. Oleh karenanya, sebagai ketua kelompok, pihaknya merasa bersyukur mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Pinjaman tersebut setiap sesudah panen (6 bulansekali) selama 3 tahun. Wasad yakin, panen mendatang akan memberi hasil memuaskan. Bukan cuma dirinya yang mencicipi, tapi semua anggota kelompoknya.

Dari satu bagan dalam 6 bulan bisa menghasilkan 15 ton kerang hijau dengan harga jual per kilogram Rp 600 - Rp 1000. Maka setiap anggota yang memiliki minimal 1 bagan bakal menerima Rp 9 juta – Rp 15 juta.

“Biaya operasional dan perawatan bagan tidak terlalu besar sehingga keuntungan yang lumayan masih bisa didapat,” jelas Wasad.

Perkembangan budidaya kerang hijau di kawasan ini termasuk cepat pertumbuhannya. Hanya dalam dua tahun jumlahnya hampir mencapai 200 bagan. Diakuinya, percepatan ini dipicu juga oleh pengalaman Wasad sebelumnya yang pernah menjadi pembudidaya kerang hijau pada tahun 2003 di Kamal, Tangerang. Ditambah lagi dengan peran Dinas Kelautan dan Perikanan setempat yang membantu memperlicin kedatangan bantuan dana dari berbagai pihak.

Di Panimbang, menurut Ubaidillah, di kawasan ini mampu menampung sampai 5.000 bagan. Kerang hijau adalah salah satu masa depan Banten yang menjanjikan. Rencana relokasi petani kerang hijau dari DKI Jakarta ke Banten, ditanggapi dengan hati-hati. Sebab jika itu terlaksana, pihaknya hanya mengizinkan aliran modal saja, sementara yang mengerjakan masyarakat lokal. Atau, pihaknya mengizinkan dengan syarat komposisi antara masyarakat lokal dengan pendatang adalah 80:20.

Ditambahkannya, kerang hijau dari Banten akan diekspor ke mancanegara. Ubaidillah yakin negara pengimpor akan meloloskan karena produksi kerang hijau dari wilayahnya bebas pencemaran. Ini berbeda dengan kerang yang berasal dari Teluk Jakarta.

“Kami tidak takut bersaing dengan daerah lain, sebab negara pembeli sebelumnya sudah survei. Nanti di dalam setiap kemasan dicantumkan label bebas pencemaran,” tuturnya bangga.n


Sumber :
http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/usaha/2005/0820/ukm1.html

Sumber Gambar:
http://indonetwork.web.id/andro_marine/group+47315/kerang-hidup.htm

2 komentar:

  1. Assalamualaikum, apakah ada kontak penjual kerang hijau di panimbangnya?

    BalasHapus
  2. Saya minat. Harus beli kemana ya? ini kontak sy 0895392929533

    BalasHapus